Jakarta - Masa depan Rio Haryanto di ajang Formula 1 sedang
dispekulasikan. Nasib keikutsertaannya di ajang 'jet darat' ditentukan
hari Rabu pekan ini.
Sebagai pay driver di tim Manor,
Rio wajib menyerahkan sejumlah uang untuk bisa mengikuti balapan. Di
awal musim, nilainya mencapi 15 juta euro atau sekitar Rp 215 miliar.
Sebagai
bentuk komitmen dukungan untuk Rio, Pertamina bersedia menanggung
sebanyak lima juta euro dari dana yang dibutuhkan oleh pebalap asal Solo
itu. Total dana yang sudah dibayarkan Rio berjumlah 8 juta euro, dengan
3 juta euro lainnya datang dari Kiky Sport.
Setelah 11 seri
berjalan, Rio mengalami kesulitan untuk melakukan pembayaran sisa dana
yang harus disetor. Kabar bahwa pebalap 23 tahun itu akan digantikan
oleh pebalap lain sudah berembus dalam beberapa pekan terakhir.
Soal nasib Rio di F1, Pertamina selaku sponsor sudah mengirimkan surat resmi. Mereka akan segera mendapatkan jawaban.
"Kami
dari pihak Pertamina sudah mengirim surat secara resmi ke Manor, agar
bisa diberi konfirmasi secara resmi apakah Rio bisa dipertahankan sampai
akhir musim. Sebab, dari sisi prestasi sudah cukup baik dan potensial,"
kata VP Corporate Communication PT Pertamina, Wianda Pusponegoro,
kepada pewarta, Minggu (24/7/2016) malam di Jakarta.
"Pertamina juga ada di belakang Rio, kami tak pernah miss pembayaran. Kami masih menunggu termin pembayaran terakhir sebesar 250 ribu euro," imbuhnya.
Wianda
juga mengungkapkan bahwa pihak Manor sudah memberi tanggapan positif
atas pertanyaan mengenai kelanjutan karier Rio di musim ini. Mereka pun
cukup optimistis Rio akan tampil sampai seri terakhir.
"Manor
akan menjawab surat secara resmi di hari Rabu, sebelum balapan di
Jerman. Itu yang saat ini masih kami tunggu," kata Wianda.
"Sinyal dengan Manor sangat sangat positif. Mereka butuh waktu sampai Rabu," tambahnya.
Lebih lanjut lagi, Wianda juga mengungkapkan harapannya agar ada dari pihak lain yang mau memberikan dukungan dana untuk Rio.
"Kami berharap semua pihak bisa membantu, Rio bukan cuma milik bangsa Indonesia bukan cuma Pertamina," harapnya.
(cas/din) detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar